Sebuah buku dengan variasi ukuran, pada umumnya
didesain cantik dan menggunakan hard cover. Bahkan beberapa diberi gembok agar
privasi terjaga. Seperti itulah kurang lebih penampakan buku harian.
Bagi anak-anak milenial, buku ini tidaklah sepopuler angkatan ortu mereka. Karena
mereka sudah pada masa menggunakan gadget dalam keseharian. Sehingga terkesan
sebagai produk jaman baheula.
Buku harian berfungsi untuk mengungkapkan kegalauan,
emosi pada seseorang, kegamangan, sakit hati, kegembiraan bahkan harapan dan
ide. Dengan menuliskan apa yang ada di dada dan pikiran tersebut, akan membantu
dalam menyalurkan rasa itu pada tempat yang tepat. Karena buku harian memang terkenal sebagai buku
rahasia yang hanya pemiliknya saja yang boleh membuka dan membacanya.
Dalam menorehkan rasa itu, bisa dengan menggunakan
pulpen. Pulpen dipegang oleh tangan langsung dan menggunakan tenaga untuk
mengeluarkan tintanya dengan sedikit ditekan. Hasil tulisan akan mencerminkan
apa yang dirasa oleh penulis buku harian. Sehingga tidak heran jika hasil
tulisan akan berasa timbul pada lembar di belakangnya karena menulisnya dengan
geregetan, atau tulisan meliuk indah disertai gambar-gambar bunga ketika hati
sedang senang. Bahkan bisa seperti benang kusut ketika tidak mampu
menuliskannya dalam bentuk kata-kata.
Setelah terluapkan melalui tulisan, misal meluapkan
kegundahannya, dan tetap menuliskan apa yang dirasa dan apa yang diinginkan
(pada umumnya hati mulai tenang), kerap yang ditulis adalah sebuah SOLUSI. Bahkan
bisa jadi si penulis akan terbelalak sendiri membaca apa yang ditulisnya karena
saking menikmatinya.
Menulis di buku harian juga MELATIH DIRI dalam bidang
MENULIS. Kebiasaan yang dilakukan sejak Sekolah Dasar hingga kuliah, tentunya
akan membentuk sebuah karakter dan keahlian. Dan tanpa sadar, kemampuan
menulisnya akan terasah.
Dari segi privasi, in syaa Allah lebih terjaga.
Penyimpanan di tempat yang tersembunyi, tergembok, akan mengajarkan kita untuk
dapat MENYARING apa yang bisa disampaikan kepada orang dan menyimpan apa yang
tidak dan belum waktunya disampaikan ke orang.
Melihat begitu banyaknya manfaat menulis buku harian,
tidak ada salahnya mengajarkan hal ini pada anak kita, terutama anak perempuan.
Tentu saja sebagai orang tua, komunikasi dengan anak perlu dijaga agar anak
memperoleh asupan ilmu bergizi untuk menganilis dan mencari solusi dari
tantangan hidup yang dijalaninya.