Bisnis
merupakan sebuah roda kehidupan yang memutar uang, memberi jasa, memberi
manfaat dan mendapatkan laba. Dalam menjalankan bisnis, setiap pelaku bisnis
memiliki karakter dan caranya masing-masing. Karena tujuan dan kepuasan yang
mereka kejar tentunya berbeda.
Salah
satunya adalah tipe bisnis yang dijalani dengan hati. Setiap manusia memiliki
hati. Hati adalah suatu bagian dari diri kita yang jujur dan akan merasa
gelisah ketika kita melakukan hal yang kurang baik. Hati juga bisa membuat
seseorang merasakan keuntungan dan kepuasan yang sangat tinggi walau dari segi
nominal tidak banyak laba yang
diperoleh.
Mengawali
bisnis dengan hati akan membuat bisnis lebih terarah, hidup, dan bisa dirasakan
oleh orang di sekeliling kita, termasuk klien-klien kita.
Perbincangan
dengan mbak Vera Wati, owner dari Latifa, https://www.facebook.com/latifamoslema?ref=br_rs
di suatu sore cukup mengasyikkan. Banyak poin-poin penting yang bisa digaris
bawahi.
Mendengar
kisahnya ketika membangun Latifa, Moslema & Baby Salon Spa
di daerah Binong, Tangerang, setahun
yang lalu. Bagaimana mbak Vera Wati jatuh bangun, membeli peralatan, membayar
biaya operasional, menangani berbagai karakter pegawai yang keluar masuk dan
berbagai tantangan dalam menyeimbangkan peran antara seorang ibu dan
mompreneur. Terutama ketika membahas bagaimana mbak Vera menyeleksi pegawainya.
Baginya,
di dunia ini banyak sekali orang pintar namun orang pintar yang tidak berada di
jalur yang benar tidak akan memiliki etos kerja yang baik. Atau jika seseorang
belum memiliki keterampilan, maka membuatnya menjadi pintar bisa dilakukan
dalam waktu yang relative cepat. Namun mengubah orang untuk berada di jalur
yang benar (akhlaq baik) tidak semudah itu.
Akhlaq
yang baik adalah syarat utama dalam penerimaan pegawai di salon Latifa
miliknya. Jika syarat itu sudah terpegang maka untuk melangkah dan membangun
bisnis yang sehat akan lebih mudah. Karena sudah tertanam kepercayaan dan
saling menjaga amanah.
Karena
bisnis akan berhubungan dengan uang, kinerja,
progress, tugas dan menjaga nama baik. Sayang sekali jika team yang ada saling
menyikut dan menjatuhkan karena akhlaq yang tidak baik.
cara mengukur akhlaknya gimana mak? pake tes gitu atau pake magang, atau gimana?
BalasHapusmengukur akhlaq tentu saja membandingkan dengan apa yang diajarkan Rasul kita
Hapus