Sebuah
buku terdiri dari rangkaian bab, kalimat, kata dan huruf. Dimana untuk membuat
sebuah buku, membutuhkan puluhan lembar rangkaian huruf. Dan ini tentunya
membutuhkan sebuah usaha ekstra keras untuk mewujudkannya. Karena ketika
seseorang menulis buku, maka akan banyak hal yang perlu dipahami. Diantaranya
adalah siapa pembacanya, materinya seperti apa, apa yang akan dibahas per bab,
siapa narasumbernya, apa referensinya, manfaat apa yang bisa pembaca dapatkan
dan apakah buku ini mengandung SARA atau tidak.
Pengalaman
pertama menulis buku cukup membuat kaget karena dalam waktu sebulan, diharuskan
menulis 120 halaman. Doeng…. Jumlah yang cukup banyak bagiku saat itu. Padahal aku
biasa ikut lomba antologi yang berkisar 3 sampai 5 halaman, itu pun waktunya
longgar. Sehingga bongkar pasang kalimat dan mencari ide lebih leluasa.
Tapi
kepanikan itu tertolong dengan adanya outline yang sudah aku buat dan di acc
oleh penerbit Gramedia. Dalam outline tersebut, formatnya seperti sebuah daftar
isi tapi dengan penjabaran yang spesifik sehingga cukup memandu arah tulisan
walau masih harus gedebag gedebug mencari
referensi dan narasumber. Serta mengeluarkan ide-ide dadakan yang muncul dan
ditulis dengan huruf sekedarnya karena jika tidak buru-buru ditulis, ide itu
biasanya akan menguap dan dalam hitungan detik suka lupa, ide apa ya tadi?
Dalam
outline juga dijabarkan siapa target pembaca (usia berapa, profesi apa), gaya
tulisan yang dipakai seperti apa (untuk pembaca anak, remaja dan dewasa
tentunya berbeda gaya bahasanya), serta kelebihan buku seperti apa. Juga
synopsis dari buku itu sendiri. Dari synopsis akan tergambar secara keseluruhan
bentuk jadi buku.
Jadi ada baiknya jika Anda ingin
menulis buku, buatlah outline terlebih dahulu agar focus dan tidak meleber kemana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar