Bagi banyak orang, mungkin kurang familiar dengan nama tokoh bisnis
"Ambaldy Djuardi". Bisa jadi nama si pemilik tidak se-terkenal nama
usahanya.
Juliana Jaya. Ya, begitu nama usaha yang dirintis oleh sosok ini. Selepas lulus STM, beliau hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Dengan berbekal modal 300 rupiah pemberian sang bibi, beliau mulai berjualan roti dan mainan kura-kura. Tak hanya itu, ia juga bekerja sebagai kondektur bis. Namun sayang, ia harus mengalami PHK oleh perusahaannya.
Namun ia tak pernah putus asa. Ia mencoba bekerja di sebuah perusahaan koran sebagai pengantar surat. Dalam masa kerjanya, ia belajar seluk beluk marketing periklanan. Selepas dari perusahaan koran, ia kembali mengadu peruntungan dengan bekerja di sebuah media cetak mengisi salah satu rubrik sebagai pengasuh.
Bosan menjadi karyawan, akhirnya ia putuskan merintis usaha. Awal usaha, ia dirikan kursus membuat sabun krim. Namun sayang, hingga satu tahun usahanya berjalan, tak terlihat dampak positif akibat usaha yang kurang diminati khalayak ramai. Lalu, ia coba membuka kursus montir. Usaha ini ternyata membuahkan hasil. Dari sinilah timbul inspirasi membuat kursus khusus perempuan. Maka, lahirlah Juliana Jaya, kursus menjahit khusus perempuan yang sudah memiliki banyak cabang dan tetap diminati hingga saat ini.
Bagi sebagian orang, berpindah-pindah atau mencoba bermacam-macam usaha sudah menjadi hal yang lumrah hingga akhirnya berada pada satu titik menuju sukses. Entah karena passion atau keberuntungan. Yang utama adalah tetap semangat dan tidak mudah goyah dengan langkah yang ditempuh. Dengan kata lain, semua tertuju pada satu poin penting, TUJUAN! Selama memiliki tujuan yang jelas, maka semangat berusaha akan terus ada.
Selamat berbisnis. Semoga semangat bisnis itu akan terus ada dalam diri kita hingga Mencapai tujuan yang diharapkan. Amin.
Sumber: Buddy Rahmadinov, dalam buku 11 rahasia sukses yang tidak diajarkan di sekolah.
Juliana Jaya. Ya, begitu nama usaha yang dirintis oleh sosok ini. Selepas lulus STM, beliau hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Dengan berbekal modal 300 rupiah pemberian sang bibi, beliau mulai berjualan roti dan mainan kura-kura. Tak hanya itu, ia juga bekerja sebagai kondektur bis. Namun sayang, ia harus mengalami PHK oleh perusahaannya.
Namun ia tak pernah putus asa. Ia mencoba bekerja di sebuah perusahaan koran sebagai pengantar surat. Dalam masa kerjanya, ia belajar seluk beluk marketing periklanan. Selepas dari perusahaan koran, ia kembali mengadu peruntungan dengan bekerja di sebuah media cetak mengisi salah satu rubrik sebagai pengasuh.
Bosan menjadi karyawan, akhirnya ia putuskan merintis usaha. Awal usaha, ia dirikan kursus membuat sabun krim. Namun sayang, hingga satu tahun usahanya berjalan, tak terlihat dampak positif akibat usaha yang kurang diminati khalayak ramai. Lalu, ia coba membuka kursus montir. Usaha ini ternyata membuahkan hasil. Dari sinilah timbul inspirasi membuat kursus khusus perempuan. Maka, lahirlah Juliana Jaya, kursus menjahit khusus perempuan yang sudah memiliki banyak cabang dan tetap diminati hingga saat ini.
Bagi sebagian orang, berpindah-pindah atau mencoba bermacam-macam usaha sudah menjadi hal yang lumrah hingga akhirnya berada pada satu titik menuju sukses. Entah karena passion atau keberuntungan. Yang utama adalah tetap semangat dan tidak mudah goyah dengan langkah yang ditempuh. Dengan kata lain, semua tertuju pada satu poin penting, TUJUAN! Selama memiliki tujuan yang jelas, maka semangat berusaha akan terus ada.
Selamat berbisnis. Semoga semangat bisnis itu akan terus ada dalam diri kita hingga Mencapai tujuan yang diharapkan. Amin.
Sumber: Buddy Rahmadinov, dalam buku 11 rahasia sukses yang tidak diajarkan di sekolah.
dari :
http://ibu2doyanbisnis.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar