Liburan akhir tahun ini, aku
lewatkan untuk mudik ke kampung halaman. Solo, sebuah kita di Jawa Tengah yang
kaya akan kulinernya yang enak, enak dan enak, tur murah, murah dan murah,
apalagi kalau bisa mencari di lokasi mahasiswa. Solo juga kota yang dikelilingi
oleh banyak pesona alam dengan jarak tempuh yang terbilang pendek dan mudah.
Mengingat saya tinggal di Tangerang, dimana untuk menggapai pesona alam,
membutuhkan energy yang lebih besar dan waktu yang lebih lama.
Dari waktu seminggu yang
dijadwalkan, awalnya belum ada jadwal yang pasti, karena memang belum tahu
situasi disana, waktu luang saudara dan bagaimana memetakan kegiatan. Jadi ya
dijalani aja dulu, berangkat dulu dengan memilih armada bus karena lebih praktis
menurutku walau cukup lama.
Ternyata destinasi pertama liburan
ini adalah Pantai Krakal. Lokasinya di Gunung Kidul, Yogyakarta, tepatnya di
Desa Ngestiharjo, Kecamatan Tanjungsari. Pertimbangan pemilihan lokasi adalah
ingin melihat ikan-ikan laut yang terjebak di karang. Untuk itu, kami sengaja
berangkat sepagi mungkin agar tidak melepas moment unik tersebut.
Perjalanan darat ditempuh cukup
lancar, karena memang masih pagi dan info yang didapat, menjelang siang memang
lalu lintas menuju Pantai Krakal cukup padat. Jalan yang dilalui dari Jalan
Gedong Kuning (rumah kakak) hingga ke Pantai Krakal juga patut diacungi jempol,
terawat dan cukup lebar.
Sembari
menempuh perjalanan, aku amati sekeliling. Sempat terlintas berita-berita bahwa
Gunung Kidul adalah daerah yang perlu dibantu, tapi aku melihatnya justru
kebalikannya. Gunung Kidul dikarunia kesuburan dan keindahan alam yang
subhanallah. Pohon-pohon begitu banyak, hijau, segar, pemandangan sangat indah
dan aku masih membayangkan deretan pantai yang akan dikunjungi. Deretan
pantai?? Iyaa.. ada banyak pilihan pantai dengan karakternya masing-masing yang
spesifik.
Sekitar
2 jam, sampailah kita ke gerbang masuk ke area pantai. Tiket yang dipatok cukup
terjangkau untuk turis domestic macam kami, Rp. 10.000 per orang. Lalu, kami
melaju lagi sambil membaca arah panah penunjuk lokasi pantai yang macam-macam.
Ada pantai Indrayanti, Pantai Drini, Pantai Sepanjang, yang cukup membuat
bingung bagi aku yang baru ke lokasi ini, Alhamdulillah, ibu yang kerap pergi
piknik dengan teman senam cukup menguasai lokasi. Jadinya ga perlu repot
mencari info di internet yang memang untuk providerku, ga bisa ketangkap.
Baru
turun dari mobil, masih bengong, terpana. Ternyata ga cuma cantik, tapi
canteeeeekkkkk banget. Bersiiihhhhhhh dan asliiiiiiiiiiiiii. Dan satu
pertanyaan buat diri, “Kemana aja aku selama ini? Kok ga tau tempat secantik
ini?. Ngakunya orang Jawa, hehehe.”
Eksplore
dulu sambil duduk di tikar. Lihat sekeliling, tengok kanan, ada daratan mirip
Tanah Lot di Bali namun dengan ukuran lebih kecil. Tengok ke kiri, ada karang
besar pula, nampaknya dua karang besar ini sebagai pembatas bagi Pantai Krakal.
Dan ada pos penjaga pantai pula di kejauhan.
Masih
belum menyentuh pasirnya karena niatnya memang mau gaya-gayaan ga kena air.
Maunya bagian futu-futu aja. Jadi masih lihat-lihat diatas tikar sambil
cekrek-cekrek. Gambar didapat masih berbalut siluet tapi keren juga, ditambah
mendung yang bersahabat sehingga tidak terlampau panas.
Selepas
sarapan ala piknik di atas tikar, aku pun mulai turun ke pantai. Pasirnya pasir
putih, sehingga bersih dan lebih mudah membersihkan jika terkena pakaian.
Perkiraan
kami, pantai dalam kondisi surut, sehingga terlihat karang berbalut lumut hingga
beberapa meter ke arah laut. Jadinya kebayang deh lihat nemo dan teman-temannya
yang terjebak di karang. Tapi rupanya masih pasang, jadi karang hijau di bawah
air mengintip-intip aja. Padahal sekitar 15 meter ke tengah, seorang nelayan
berani berjalan ke arah laut untuk menebar jaring, ini kan artinya karangnya
sampai sejauh itu.(Hope next trip yaa).
Tergoda
oleh air, melihat anak, keponakan dan saudara yang bermain air laut. Melihat
asyiknya mereka menyiapkan badan yang terhanyut oleh ombak dan bermain pasir
sepuasnya. Hempasan ombak itu seakan mengingatkan bahwa kita sebagai manusia
sangat ga berdaya tanpa pertolongan Allah.
Begitulah,
waktu berlalu hingga tak terasa 4 jam bermain di pantai. Sebuah keriangan,
keindahan, kebersamaan di negeri cantikku, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar