Wanita sebagai pemegang keuangan keluarga, tentunya bisa
dibilang paling sering berhadapan dengan transaksi keuangan. Tengoklah dari
belanja bahan lauk, ke toko kelontong, memberi uang saku buat anak, membayar
aneka rekening, dan.. dan… dan... many things. Belum lagi bagi yang bekerja dan berhubungan dengan
berbagai transaksi.
Dengan
kesibukan itu, wajarlah jika wanita dekat banget dengan yang namanya dompet.
Bahkan dompet wanita itu isinya bisa membuat gendut dompet, belum tentu karena
uangnya yang banyak dibawa namun karena banyaknya catatan belanja seperti nota,
kartu SPP, KTP, STNK, aneka SIM, kartu pengenal ini itu serta catatan penting
lainnya. Bahkan beberapa menyertakan buku tabungan dalam dompetnya agar
memudahkan mobilitas.
Beberapa wanita ada yang memiliki dompet lebih dari 1, yang satu difungsikan untuk menyimpan
hal-hal yang penting seperti aneka kartu dan yang satunya adalah dompet untuk
transaksi ringan sehari-hari (sebut saja dompet operasional). Karena dari sisi keamanan lebih menenangkan,
tidak perlu membuka dompet “penting” berkali-kali yang bisa menaikkan risiko
jatuhnya surat atau kartu yang penting.
Salah
satu dompet yang praktis dibuka tutup karena tinggal klik adalah dompet behel.
Dompet behel sudah aku kenal sejak keci, sekitar tahun 1980-an. Ingat banget
dulu nenekku suka pakai dompet tersebut. Dan mode pun berputar. Dompet itu
nge-trend lagi.
Variasi
dompet behel sangat banyak bahkan bisa dibuat tas dengan diberi rantai atau pun
handle tas yang lain. Bentuknya pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan karena
ukuran behel sangat bervariasi, dari yang berukuran 7 cm, 8 cm, 10 cm, 17 cm
bahkan diatas 20 cm.
Permainan
pola dan motif kain juga menentukan hasil akhir. Pada umumnya menggunakan kain
katun karena memang motifnya yang bikin gemes, enak dipadukan serta mudah
ketika dihajit.
Beberapa
dompet behel pun mulai aku coba buat. Awalnya dari bentuk yang sederhana dan kecil, untuk belanja ke pasar karena kepraktisannya. Mengingat ke pasar tentunya
membawa belanjaan segambreng yang akan merepotkan jika ribet membuka tutup
dompet.
Dompet
ini awalnya bermotif bunga dengan background hitam. Tapi karena terlalu sering
digenggam pas ke pasar dan dalam kondisi tangan yang tidak bersih (tahu
sendirilah kalau ke pasar kan memegang berbagai macam bahan makanan), maka
lebih cepat kotor dan tidak sedap dipandang.
So..
dompet behel pun didaur ulang. Karena pemasangan behel dengan dijahit maka
tinggal dibongkar dan bikin lagi dengan kain yang berbeda. Jadilah dompet behel dengan penampilan baru. Dengan dasar putih dan bunga oranye.
Walau terlihat kecil namun isinya cukup banyak karena memang dibuat gemuk bagian bawah. Memang sih, uang kertas jadi dilipat tapi ga mengapa, toh memang diniatkan untuk langsung dibelanjakan plus jadi tempat uang receh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar