Kamis, 24 Oktober 2013

Bisnis Online, Bisnis Para Ibu

Oleh : Nuuna  (peserta kuis IIDN-Buku Inspiratif Indonesia)

Sejak saya menikah di bulan Agustus tahun 2006, saya berpikir bahwa tidak akan selamanya saya menjadi wanita karier. Saya harus berusaha untuk menjadi ibu yang baik di rumah, mengurus anak-anak dan suami dengan tangan saya sendiri.
Apalagi jauhnya jarak ke tempat kerja saya di bilangan Jakarta Selatan, sedangkan rumah saya di Bekasi, membuat saya harus berangkat pagi-pagi sekali mendahului suami saya. Begitupun juga ketika pulang kerja, suami saya yang lebih dahulu sampai rumah. Bahkan setelah itu harus menjemput saya di terminal
Pengalaman saya keguguran di bulan kedua pernikahan saya, membuat saya semakin bertekad untuk berhenti bekerja. Namun saya harus memikirkan lagi apa yang akan saya kerjakan di rumah. Mengingat saya belum ada anak saat itu dan kebiasaan saya yang sudah bekerja sejak sekolah, pasti akan sangat membosankan ketika tiba-tiba saya harus menganggur di rumah.
Di  bulan Februari saya resign dibarengi dengan kehamilan saya. Sejak itu saya full di rumah mengurus suami dan menjaga kehamilan saya.
Akhirnya saya memutuskan untuk berjualan online. Dengan fasilitas yang disediakan suami, saya memulai jualan herbal dengan modal hanya 300 ribu rupiah. Diselingi dengan menulis naskah di beberapa media dan beberapa dimuat dengan honor yang lumayan. Namun kegiatan tulis menulis sempat terhenti karena ketidak fokusan saya karena kehamilan saya yang saat itu sangat payah. Bisnis online pun sempat terhenti karena saya harus melahirkan.
Pasca melahirkan di akhir 2007, saya memulai lagi. Dengan dibantu suami, usaha online saya berkembang dari jualan herbal, merambah ke bisnis Tupperware, perlengkapan bayi, busana muslim anak dan dewasa hingga sekarang ini.
Setiap harinya saya mengirim minimal ke 5 kota besar di Indonesia. Meskipun tidak besar namun bisnis saya lancar selama enam tahun belakangan ini. Bisnis yang saya jalani ini tidak bersifat ngoyo. Saya tetap mendahulukan dalam mengurus rumah tangga. Karena di samping saya memang berjualan hanya untuk mencari kegiatan, suami saya pun masih mempunyai penghasilan yang cukup untuk kami.
Meskipun niat saya hanya ‘mengisi waktu luang’, ketika mulai sibuk pun, saya tidak bisa berhenti dari bisnis ini. Mungkin karena sudah hobi atau malah keasyikan bergelut di bidang ini.  Di tahun 2011, saya merambah ke usaha gadget dan pulsa elektrik. Untuk hal ini, suami saya juga ikut andil karena beliau yang mengerti seluk beluk tentang gadget.
Saya juga pernah mencoba bisnis es jelly yang saya modif sendiri. Dari bahan agar-agar lalu dimodifikasi menjadi es jelly yang sangat disukai anak-anak. Tanpa pewarna dan pemanis buatan. Para tetangga menyukainya, karena selain tidak menyebabkan batuk, Harganya pun sangat murah. Modalnya hanya 30ribu rupiah. Dari modal itu bisa dibuat minimal 100 buah es Jelly dengan harga 500 per es jelly. Setiap harinya es jelly yang saya buat bisa terjual habis. Jadi ketika saya menjual 100 buah es jelly, saya bisa meraup keuntungan sekitar 20ribu per hari. Nominal itu sangat lumayan. Karena berarti dalam satu bulan saya bisa meraup kuntungan sekitar 600ribu rupiah. Itu jika saya tiap hari berjualan.
Namun seiring dengan perkembangan usaha online saya dan kesibukan mengurus anak sekolah serta lahirnya si bungsu, saya berhenti berjualan es. Saya hanya bisa fokus di usaha online saya.
Dalam menjalankan bisnis online, saya tidak memerlukan modal yang besar. Tidak memerlukan toko, membayar pajak, atau menyewa tempat. Saya hanya perlu laptop atau komputer, modem dengan operator seluler yang mendukung kinerja browsing, serta ponsel dengan kamera kapasitas yang tinggi sehingga saya tidak memerlukan kamera digital. Ponsel tersebut juga bisa untuk komunikasi dengan buyer dan supplier, bahkan bisa juga berfungsi sebagai modem.
Sangat mudah menjalani bisnis online. Kita tinggal mengembangkan jaringan yang bermanfaat untuk keperluan suplai yang murah, atau menarik customer agar membeli produk yang kita jual. Selain itu memperbanyak kawan, serta bantuan jika suatu saat kita memerlukannya. Jika stock sedang tidak siap di rumah, kita bisa dropship dengan kawan sesama penjual. Selain kita membantu produknya terjual, kita juga terbantu dengan keuntungan.
Apalagi, di tahun 2013, saya bergabung dengan Ibu-ibu Doyan Bisnis (IIDB) sehingga saya bisa memperbanyak kawan untuk saling share soal bisnis. Mengembangkan jaringan dan customer. Di Fanpage Buku Inspiratif Indonesia yang merupakan rumah bisnis bagi mbak Ari Kurnia juga banyak info atau tips-tips yang berkaitan dengan bisnis. Silahkan meluncur ke sana, dijamin Anda akan temukan banyak manfaatnya.
Untuk para ibu di rumah, bisa mencoba usaha online ini, karena selain kita mempunyai waktu yang fleksibel, kita juga tetap bisa mengurus anak dan tetap dekat dengan keluarga. Dan yang terpenting, kita bisa mempunyai uang jajan tambahan. Jadi tidak melulu meminta suami jika keinginan belanja kita sedang menggila. [Nn]
131013
Pagi yang cerah
 
sumber : 
 http://dunianuuna.blogspot.com/2013/10/bisnis-online-bisnis-para-ibu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar