Kamis, 05 Januari 2017

Pesona Pantai Krakal.





            Liburan akhir tahun ini, aku lewatkan untuk mudik ke kampung halaman. Solo, sebuah kita di Jawa Tengah yang kaya akan kulinernya yang enak, enak dan enak, tur murah, murah dan murah, apalagi kalau bisa mencari di lokasi mahasiswa. Solo juga kota yang dikelilingi oleh banyak pesona alam dengan jarak tempuh yang terbilang pendek dan mudah. Mengingat saya tinggal di Tangerang, dimana untuk menggapai pesona alam, membutuhkan energy yang lebih besar dan waktu yang lebih lama.



            Dari waktu seminggu yang dijadwalkan, awalnya belum ada jadwal yang pasti, karena memang belum tahu situasi disana, waktu luang saudara dan bagaimana memetakan kegiatan. Jadi ya dijalani aja dulu, berangkat dulu dengan memilih armada bus karena lebih praktis menurutku walau cukup lama. 

            Ternyata destinasi pertama liburan ini adalah Pantai Krakal. Lokasinya di Gunung Kidul, Yogyakarta, tepatnya di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Tanjungsari. Pertimbangan pemilihan lokasi adalah ingin melihat ikan-ikan laut yang terjebak di karang. Untuk itu, kami sengaja berangkat sepagi mungkin agar tidak melepas moment unik tersebut.



            Perjalanan darat ditempuh cukup lancar, karena memang masih pagi dan info yang didapat, menjelang siang memang lalu lintas menuju Pantai Krakal cukup padat. Jalan yang dilalui dari Jalan Gedong Kuning (rumah kakak) hingga ke Pantai Krakal juga patut diacungi jempol, terawat dan cukup lebar. 

Sembari menempuh perjalanan, aku amati sekeliling. Sempat terlintas berita-berita bahwa Gunung Kidul adalah daerah yang perlu dibantu, tapi aku melihatnya justru kebalikannya. Gunung Kidul dikarunia kesuburan dan keindahan alam yang subhanallah. Pohon-pohon begitu banyak, hijau, segar, pemandangan sangat indah dan aku masih membayangkan deretan pantai yang akan dikunjungi. Deretan pantai?? Iyaa.. ada banyak pilihan pantai dengan karakternya masing-masing yang spesifik.

Sekitar 2 jam, sampailah kita ke gerbang masuk ke area pantai. Tiket yang dipatok cukup terjangkau untuk turis domestic macam kami, Rp. 10.000 per orang. Lalu, kami melaju lagi sambil membaca arah panah penunjuk lokasi pantai yang macam-macam. Ada pantai Indrayanti, Pantai Drini, Pantai Sepanjang, yang cukup membuat bingung bagi aku yang baru ke lokasi ini, Alhamdulillah, ibu yang kerap pergi piknik dengan teman senam cukup menguasai lokasi. Jadinya ga perlu repot mencari info di internet yang memang untuk providerku, ga bisa ketangkap.



Seperti rencana semula, kami ke Pantai Krakal. Masuk ke lokasinya, membayar parkir mobil saja, lalu memilih tempat parkir yang sesuai. Kami memarkir mobil mendekati tikar yang dihamparkan sekitar 15 meter dari bibir pantai. Dibawah rindangan pohon pandan-pandanan. Cukuplah untuk 13 orang peserta. Tikar ini disewakan, Rp. 20.000 untuk sekali pakai. 


Baru turun dari mobil, masih bengong, terpana. Ternyata ga cuma cantik, tapi canteeeeekkkkk banget. Bersiiihhhhhhh dan asliiiiiiiiiiiiii. Dan satu pertanyaan buat diri, “Kemana aja aku selama ini? Kok ga tau tempat secantik ini?. Ngakunya orang Jawa, hehehe.” 

Eksplore dulu sambil duduk di tikar. Lihat sekeliling, tengok kanan, ada daratan mirip Tanah Lot di Bali namun dengan ukuran lebih kecil. Tengok ke kiri, ada karang besar pula, nampaknya dua karang besar ini sebagai pembatas bagi Pantai Krakal. Dan ada pos penjaga pantai pula di kejauhan. 

Masih belum menyentuh pasirnya karena niatnya memang mau gaya-gayaan ga kena air. Maunya bagian futu-futu aja. Jadi masih lihat-lihat diatas tikar sambil cekrek-cekrek. Gambar didapat masih berbalut siluet tapi keren juga, ditambah mendung yang bersahabat sehingga tidak terlampau panas.

Selepas sarapan ala piknik di atas tikar, aku pun mulai turun ke pantai. Pasirnya pasir putih, sehingga bersih dan lebih mudah membersihkan jika terkena pakaian. 

Perkiraan kami, pantai dalam kondisi surut, sehingga terlihat karang berbalut lumut hingga beberapa meter ke arah laut. Jadinya kebayang deh lihat nemo dan teman-temannya yang terjebak di karang. Tapi rupanya masih pasang, jadi karang hijau di bawah air mengintip-intip aja. Padahal sekitar 15 meter ke tengah, seorang nelayan berani berjalan ke arah laut untuk menebar jaring, ini kan artinya karangnya sampai sejauh itu.(Hope next trip yaa).

Tergoda oleh air, melihat anak, keponakan dan saudara yang bermain air laut. Melihat asyiknya mereka menyiapkan badan yang terhanyut oleh ombak dan bermain pasir sepuasnya. Hempasan ombak itu seakan mengingatkan bahwa kita sebagai manusia sangat ga berdaya tanpa pertolongan Allah.

Begitulah, waktu berlalu hingga tak terasa 4 jam bermain di pantai. Sebuah keriangan, keindahan, kebersamaan di negeri cantikku, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar