Minggu, 02 September 2012

BISNIS ANAK Part II



Masih ingat dengan BISNIS ANAK yang pernah saya tulis tempo hari, jika lupa-lupa ingat, yuk tengok kelink berikut ini  http://penamenari-ari.blogspot.com/2012/08/bisnis-anak.html
Melangkah pada penantian  proses pembekuan cairan susu coklat yang dimasukkan ke dalam plastik. Tik.. tok.. tik.. tok.. waktu terasa lama karena Rijal dan Adlan sangat tidak sabar menunggu. Waktu terus bergulir dan akhirnya es lilin telah membeku sempurna dan siap dipasarkan.
Adlan yang nafsu makannya lebih besar dari Rijal sudah tidak sabar untuk mencobanya. Tapi berhubung ini adalah bisnis,  walaupun masih dalam skala kecil, sebisa mungkin didesain seperti bisnis besar. Dengan rasa tega ga tega, aku bilang kepada anak-anak,”Yang ngambil es lilin harus membayar ya.  Baik Bapak, Mama, Mas Rijal ataupun Dik Adlan.”
Dua wajah sumringah pun mendadak manyun. Rona kekecewaan terlihat jelas. Duuhh, rasanya ga tega. Bener deh. Kok kayaknya kejam banget menyuruh anak-anak mengeluarkan uang untuk sesuatu yang dikeluarkan dari lemari es di rumah sendiri. Tapi aku kuatkan hati. Bismillah, ini adalah caraku mendidik mereka untuk memisahkan antara uang bisnis dan uang pribadi. Dan aku jelaskan hal ini pada mereka.
Beberapa saat mereka terdiam. Mereka pun deal dengan apa yang aku tetapkan. Fiuuhh… Alhamdulillah.
Kini masuk ke pencatatan. Aku siapkan map plastik dengan binder. Aku print laporan keuangan sederhana. Memuat tanggal, keterangan, debet, kredit, saldo. Judulnya adalah LAPORAN KEUANGAN PT RIJAL-ADLAN. Bagi yang ingin tahu bentuk kolomnya, bisa kok dilihat di buku BISNIS UNTUNG DAN BERKAH UNTUK ANAK SEKOLAH, halaman 151. Di Gramedia tersedia melimpah ^^.
Adlan yang baru belajar membaca, membaca judul itu. Dan raut wajah ceria terlihat jelas. Ada kebanggaan di wajah itu. "Wah, Adlan punya PT. Kerennn..” Demikian kira-kira kalau diterjemahkan.
Aku jelaskan bagaimana membuat laporannya, modalnya berapa dan dari mana modal tersebut diperoleh. Cara mencatat penjualan pun aku terangkan. Detail, agar mereka bisa menuliskannya sendiri. Karena berapa pun es lilin yang mereka ambil, harus dicatat untuk menghitung laba ruginya kelak.

Dari paparan diatas, hal apakah yang bisa diambil ? 
-        -   Sebagai pebisnis, di level bisnis apa pun, pemisahan aset pribadi dan aset usaha harus jelas.
-        -  Tetap teguh pada aturan meskipun hati terkadang tidak tega. Hal ini akan membuat kita tetap pada rule yang seharusnya
-          - Pencatatan keuangan dilakukan sedini mungkin untuk mengetahui perkembangan bisnis
-         -  Kejujuran perlu diasah dan dikedepankan. Dalam hal ini saya men-chalenge Rijal dan Adlan dalam menuliskan berapa jumlah es lilin yang mereka konsumsi.

Bersambung…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar