Jumat, 26 September 2014

MENGAWALI BISNIS DENGAN HATI



  
Bisnis merupakan sebuah roda kehidupan yang memutar uang, memberi jasa, memberi manfaat dan mendapatkan laba. Dalam menjalankan bisnis, setiap pelaku bisnis memiliki karakter dan caranya masing-masing. Karena tujuan dan kepuasan yang mereka kejar tentunya berbeda.
Salah satunya adalah tipe bisnis yang dijalani dengan hati. Setiap manusia memiliki hati. Hati adalah suatu bagian dari diri kita yang jujur dan akan merasa gelisah ketika kita melakukan hal yang kurang baik. Hati juga bisa membuat seseorang merasakan keuntungan dan kepuasan yang sangat tinggi walau dari segi nominal tidak banyak  laba yang diperoleh.
Mengawali bisnis dengan hati akan membuat bisnis lebih terarah, hidup, dan bisa dirasakan oleh orang di sekeliling kita, termasuk klien-klien kita.
Perbincangan dengan mbak Vera Wati, owner dari Latifa, https://www.facebook.com/latifamoslema?ref=br_rs di suatu sore cukup mengasyikkan. Banyak poin-poin penting yang bisa digaris bawahi.
Mendengar kisahnya ketika membangun Latifa, Moslema & Baby Salon Spa  di daerah Binong, Tangerang, setahun yang lalu. Bagaimana mbak Vera Wati jatuh bangun, membeli peralatan, membayar biaya operasional, menangani berbagai karakter pegawai yang keluar masuk dan berbagai tantangan dalam menyeimbangkan peran antara seorang ibu dan mompreneur. Terutama ketika membahas bagaimana mbak Vera menyeleksi pegawainya.
Baginya, di dunia ini banyak sekali orang pintar namun orang pintar yang tidak berada di jalur yang benar tidak akan memiliki etos kerja yang baik. Atau jika seseorang belum memiliki keterampilan, maka membuatnya menjadi pintar bisa dilakukan dalam waktu yang relative cepat. Namun mengubah orang untuk berada di jalur yang benar (akhlaq baik) tidak semudah itu.
Akhlaq yang baik adalah syarat utama dalam penerimaan pegawai di salon Latifa miliknya. Jika syarat itu sudah terpegang maka untuk melangkah dan membangun bisnis yang sehat akan lebih mudah. Karena sudah tertanam kepercayaan dan saling menjaga amanah.
Karena bisnis akan berhubungan dengan uang, kinerja,  progress, tugas dan menjaga nama baik. Sayang sekali jika team yang ada saling menyikut dan menjatuhkan karena akhlaq yang tidak baik.

2 komentar:

  1. cara mengukur akhlaknya gimana mak? pake tes gitu atau pake magang, atau gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mengukur akhlaq tentu saja membandingkan dengan apa yang diajarkan Rasul kita

      Hapus